NUR JANNAH MANGGUALI
60400113025
Pengantar GEOFISIKA
Jurusan FISIKA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Bumi
Bumi
adalah planet ketiga dalam susunan tata surya. Bumi adalah planet tempat
tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Bumi tersusun atas beberapa
lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya.
Kira-kira 250 juta tahun yang lalu
sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal
sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea
terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari
Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang
terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya.
Ada beberapa teori yang menjelaskan
proses perkembangan bumi yaitu antara lain;
1. Teori
Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant
Dalam
teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di
bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.
2. Teori
Descartes dan Suess
Dalam
teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah proses
pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai
pegunungan,lipatan yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess
ini disebut teori kontraksi.
3. Teori Geosinklin
Gambar
1. Teori Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh
Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana pada tahun 1873.
Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan sedimen yang
sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan Himalaya,
Alpina dan Andes.
Teori
geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami
depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang
tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar
cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat
proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini
endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang
terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena
terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan
yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.
4.
Hipotesa Pengapungan
Benua(Continental Drift)
Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi
Jerman mengemukakan konsep Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The
Origin of Continents and Oceans. Hipotesa utamanya adalah satu “super
continent” yang disebut Pangaea (artinya semua daratan) yang dikelilingi oleh
Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya, hipotesa ini mengatakan 200 juta tahun
yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Dan kemudian
bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini. Sedangkan
hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super kontinen , yaitu
pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut juga Gondwanaland.
Gambar 2. Condinental
Drift
B. Struktur Lapisan Bumi
Bumi memiliki jari-jari 6.370 km. Umur bumi saat ini yaitu
Hasil-hasil
penelitian terhadap fisik bumi menunjuk kan bahwa batuan-batuan pembentuk bumi
mulai dari kerak bumi sampai inti bumi memiliki komposisi mineral dan unsur
kimia yang berbeda-beda.
Gambar 3. Struktur lapisan bumi
Pada
dasarnya Planet Bumi memiliki struktur utama sebagai berikut.
1.
Kerak Bumi (Litosfer).
Kerak bumi atau litosfer terdiri
atas dua lapis, yaitu kerak benua yang padat, tetapi mudah pecah ( rapuh) dan
kerak samudra yang padat dan alot. Lapisan ini sangat tipis 0,7 % dari massa
bumi, tetapi merupakan sumber seluruh kehidupan dan tempat bagi seluruh
kejadian yang berkaitan dengan bumi (gempa bumi, gunung api, pertambangan,
pertanian, industri). Kerak bumi bukan lapisan yang utuh, melainkan terpecah
menjadi tujuh blok (lempeng) besar dan ratusan lempeng kecil. Lempeng-lempeng
besar tersebut antara lain lempeg samudra pasifik (lempeng samdra), lempeng
Hindia-Australia ( campuran), lempeng eurasia (lempeng benua), lempeng afrika
(lempeng benua), lempeng amerika selatan (lempeng benua), Lempeng amerika utara
( lempeng benua), dan lempeng antartika (lempeng benua). Lempeng-lempeng yang
seluruhnya tersusun dari kerak benua disebut lempeng benua.
Lempeng-lempeng
tersebut saling bergerak dengan kecepatan 3-13 cm/th dengan arah yang berbeda.
Akibatnya di satu tempat terjadi saling tubrukan. ditempat lain saling menjauh,
dan dapat pula saling berpapasan. kekuatan yang menggerakkan lempeng-lempeng
tersebut adalah arus konveksi pada mantel bagian atas/astenosfer.
a. Lapisan
SIAI adalah lapisan yang terletak paling luar dari kulit bumi yang tersusun
dari logam silisium (Si) dan aluminum (AL) dalam bentuk senyawa SIO2, dan
AL2O3. Pada lapisan ini terdapat batuan sedimen, granit, andesit, batuan
metamorfosis, dan batuan lain yang tedapat di daratan dan benua. Lapisan
silisium dan aluminium merupakan lapisan kerak yang padat dan kaku dengan
ketebalan rata-rata kurang lebih 35 kilometer. Lapisan kerak ini dibagi lagi
menjadi dua bagian sebagai berikut :
1. kerak benua
merupakan lapisan padat yang terdiri atas batuan beku granit pada bagian
atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak bumi ini menempati
hampir semua bagian benua.
2. Kerak samudra
merupakan lapisan padat yang terdiri atas endapan di laut pada bagian atas,
kemudian di bawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari
batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini juga menempati wilayah samudra dan
sebagian benua.
b. Lapisan
SiMa adalah lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logan silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO2. Lapisan ini memiliki berat jenis
lebih berat dibandingkan lapisan SiAl karena mengandung besi dan magnesium.
Sifat dari lapisan SiMa cenderung elastis dengan ketebalan rata-rata kurang
lebih 65 kilometer.
2.
Astenosfer
(Lapisan Selubung atau Mantle)
Astenosfer adalah lapisan yang
terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material
cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000° C. Astenosfer merupakan cam
puran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas dengan suhu
tinggi.
3. Barisfer
(Lapisan Inti Bumi atau Core)
Barisfer
adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam tersusun atas
lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrum atau besi). Lapisan ini dapat pula
dibedakan atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam.
a) Inti Luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 3.9000 C.
a) Inti Luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 3.9000 C.
b)
Inti Dalam (Inner Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan
ketebalan sekitar 2.500 km. Inti dalam tersusun atas besi dan nikel pada suhu
yang sangat tinggi, yaitu sekitar 4.800° C, akan tetapi tetap dalam keadaan
padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3.
C. Batuan Penyusun Batuan
1.
Batuan Sedimen ( Batuan Endapan
)
Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk dari batuan beku yang tererosi atau
terkikis lalu mengalami proses pengangkutan dan diendapkan di tempat tertentu.
Tenaga pengangkut dalam proses pembentukan batuan sedimen sama dengan tenaga
erosi, yaitu: tenaga angin, air mengalir, tenaga air laut, dan tenaga gletser.
Berdasarkan zat pengangkutnya, batuan sedimen dikelompokan menjadi empat, yaitu :
a.
Batuan Sedimen glasial
Batuan sedimen glasial adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil sedimentasi oleh massa es
yang bergerak
b.
Batuan sedimen aeolin
c.
Batuan sedimen alluvial
Batuan sedimen aluvial yaitu batuan sedimen dari hasil pengendapan material yang daya
angkutnya ait yang mengalir
d.
Batuan sedimen marin
Batuan sedimen marin
adalah batuan sedimen dari hasil pengendapan material yang zat pengangkutnya
air laut yang bergerak atau bergelombang.
Beberapa contoh
jenis batuan sedimen antara lain yaitu : Batu breksi, batu konglomerat, Batu
gamping, batu pasir, batu lempung, dan sebagainya.
2.
Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang
terjadi akibat proses pembekuan magma yang mengalami proses pendinginan. Magma
yangg membenku di dalam lapisan kulit bumi akan membentuk batuan intrunsif (Batuan beku dalam).
3.
Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malihan adalah batuan beku
atau sedimen yang sudah mengalami perubahan karena pengaruh suhu dan tekanan
udara yang tinggi. contoh batuan metamorf atau batuan malihan antara lain:
a.
Batuan Kuarsit, Skits, Topas,
dan Batu Turmalin
Batuan batuan tersebut merupakan batuan
malihan dari batuan pualam atau kuarsa karena pengaruh suhu dan tekanan udara
yang tinggi dalam waktu lama.
b.
Batu Migmatit
Batuan migmatit adalah batuan malihan
dari batuan silikat yang mengalami suhu dan tekanan tinggi dalam waktu yang
lama.
c.
Batu Marmer
Batuan marmer adalah batuan malihan dari batuan kapur atau
gamping karena pengaruh suhu tinggi dan tekanan yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar