Materi Geofisika

Metode Seismik Refleksi

Tugas Pengantar Geofisika METODE SEISMIK REFLEKSI                            ...

Kamis, 07 April 2016

Sejarah BUMI, Struktur dan Batuan Pembentuk BUMI



NUR JANNAH  MANGGUALI
60400113025
Pengantar GEOFISIKA
Jurusan FISIKA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Sejarah Bumi
        Bumi adalah planet ketiga dalam susunan tata surya. Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
       Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya.
         Ada beberapa teori yang menjelaskan proses perkembangan bumi yaitu antara lain;
1.      Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant
        Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.
2.      Teori Descartes dan Suess
         Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah proses pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai pegunungan,lipatan yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess ini disebut teori kontraksi.



3.      Teori Geosinklin
        
                           Gambar 1. Teori Geosinklin
         Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina dan Andes.
        Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.
4.       Hipotesa Pengapungan Benua(Continental Drift)
        Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan konsep Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and Oceans. Hipotesa utamanya adalah satu “super continent” yang disebut Pangaea (artinya semua daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya, hipotesa ini mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini. Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super kontinen , yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut juga Gondwanaland.
            Gambar 2. Condinental Drift
B.     Struktur Lapisan Bumi
         Bumi memiliki jari-jari 6.370 km. Umur bumi saat ini yaitu
Hasil-hasil penelitian terhadap fisik bumi menunjuk kan bahwa batuan-batuan pembentuk bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi memiliki komposisi mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda.





                                           Gambar 3. Struktur lapisan bumi
Pada dasarnya Planet Bumi memiliki struktur utama sebagai berikut.
1.    Kerak Bumi (Litosfer).
       Kerak bumi atau litosfer terdiri atas dua lapis, yaitu kerak benua yang padat, tetapi mudah pecah ( rapuh) dan kerak samudra yang padat dan alot. Lapisan ini sangat tipis 0,7 % dari massa bumi, tetapi merupakan sumber seluruh kehidupan dan tempat bagi seluruh kejadian yang berkaitan dengan bumi (gempa bumi, gunung api, pertambangan, pertanian, industri). Kerak bumi bukan lapisan yang utuh, melainkan terpecah menjadi tujuh blok (lempeng) besar dan ratusan lempeng kecil. Lempeng-lempeng besar tersebut antara lain lempeg samudra pasifik (lempeng samdra), lempeng Hindia-Australia ( campuran), lempeng eurasia (lempeng benua), lempeng afrika (lempeng benua), lempeng amerika selatan (lempeng benua), Lempeng amerika utara ( lempeng benua), dan lempeng antartika (lempeng benua). Lempeng-lempeng yang seluruhnya tersusun dari kerak benua disebut lempeng benua. 
       Lempeng-lempeng tersebut saling bergerak dengan kecepatan 3-13 cm/th dengan arah yang berbeda. Akibatnya di satu tempat terjadi saling tubrukan. ditempat lain saling menjauh, dan dapat pula saling berpapasan. kekuatan yang menggerakkan lempeng-lempeng tersebut adalah arus konveksi pada mantel bagian atas/astenosfer.
a.    Lapisan SIAI adalah lapisan yang terletak paling luar dari kulit bumi yang tersusun dari logam silisium (Si) dan aluminum (AL) dalam bentuk senyawa SIO2, dan AL2O3. Pada lapisan ini terdapat batuan sedimen, granit, andesit, batuan metamorfosis, dan batuan lain yang tedapat di daratan dan benua. Lapisan silisium dan aluminium merupakan lapisan kerak yang padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata kurang lebih 35 kilometer. Lapisan kerak ini dibagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut :

1. kerak benua merupakan lapisan padat yang terdiri atas batuan beku granit pada bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak bumi ini menempati hampir semua bagian benua.
2. Kerak samudra merupakan lapisan padat yang terdiri atas endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini juga menempati wilayah samudra dan sebagian benua.
b.    Lapisan SiMa adalah lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logan silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO2. Lapisan ini memiliki berat jenis lebih berat dibandingkan lapisan SiAl karena mengandung besi dan magnesium. Sifat dari lapisan SiMa cenderung elastis dengan ketebalan rata-rata kurang lebih 65 kilometer.
2.    Astenosfer (Lapisan Selubung atau Mantle)
         Astenosfer adalah lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000° C. Astenosfer merupakan cam puran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas dengan suhu tinggi.
3.    Barisfer (Lapisan Inti Bumi atau Core)
Barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam.
a) Inti Luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 3.9000 C.
b) Inti Dalam (Inner Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km. Inti dalam tersusun atas besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 4.800° C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3.

C.  Batuan Penyusun Batuan
1.    Batuan Sedimen ( Batuan Endapan )
Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk dari batuan beku yang tererosi atau terkikis lalu mengalami proses pengangkutan dan diendapkan di tempat tertentu. Tenaga pengangkut dalam proses pembentukan batuan sedimen sama dengan tenaga erosi, yaitu: tenaga angin, air mengalir, tenaga air laut, dan tenaga gletser. Berdasarkan zat pengangkutnya, batuan sedimen dikelompokan menjadi empat, yaitu :
a.     Batuan Sedimen glasial
Batuan sedimen glasial adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil sedimentasi oleh massa es yang bergerak
b.     Batuan sedimen aeolin
Batuan sedimen aeolin yaitu batuan sedimen dari proses pengangkutan dan pengendapan angin
c.     Batuan sedimen alluvial
Batuan sedimen aluvial yaitu batuan sedimen dari hasil pengendapan material yang daya angkutnya ait yang mengalir
d.     Batuan sedimen marin
Batuan sedimen marin adalah batuan sedimen dari hasil pengendapan material yang zat pengangkutnya air laut yang bergerak atau bergelombang.
        Beberapa contoh jenis batuan sedimen antara lain yaitu : Batu breksi, batu konglomerat, Batu gamping, batu pasir, batu lempung, dan sebagainya.
2.      Batuan Beku
        Batuan beku adalah batuan yang terjadi akibat proses pembekuan magma yang mengalami proses pendinginan. Magma yangg membenku di dalam lapisan kulit bumi akan membentuk batuan intrunsif (Batuan beku dalam). 

3.      Batuan Malihan (Metamorf)
       Batuan malihan adalah batuan beku atau sedimen yang sudah mengalami perubahan karena pengaruh suhu dan tekanan udara yang tinggi. contoh batuan metamorf atau batuan malihan antara lain:
a.     Batuan Kuarsit, Skits, Topas, dan Batu Turmalin
       Batuan batuan tersebut merupakan batuan malihan dari batuan pualam atau kuarsa karena pengaruh suhu dan tekanan udara yang tinggi dalam waktu lama.
b.     Batu Migmatit
        Batuan migmatit adalah batuan malihan dari batuan silikat yang mengalami suhu dan tekanan tinggi dalam waktu yang lama.
c.     Batu Marmer
       Batuan marmer adalah batuan malihan dari batuan kapur atau gamping karena pengaruh suhu tinggi dan tekanan yang cukup lama.














DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar