PENGANTAR GEOFISIKA
“GEMPA BUMI (GEMPA
VULKANIK)”
Oleh:
Nama : Amal Saga
Nim : 60400113048
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
ALAUDDIN MAKASSAR
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sampai saat ini planet bumi merupakan satu-satunya
planet yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara
planet-planet lainnya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang bumi dianggap
sangat berguna untuk kelangsungan hidup
penghuninya termasuk kita. Di bumi ini masih banyak pengetahuan yang belum kita
ketahui, termasuk pengetahuan tentang gempa bumi dan mengetahui tentang adanya
gempa bumi itu. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup
ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini
juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan
kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.
Gempa bumi adalah
getaran yang terjadi dipermukaan bumi yang berasal dari dalam lithosfer bumi
(kulit terluar bumi). Gempa bumi terjadi secara tiba-tiba yang ditandai dengan
patahnya lapisan batuan dalam lithosper bumi. Gempa bumi bisa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Gempa bumi dapat dicatat oleh alat
pencatat gempa bumi, yaitu seismograf.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter.
Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan
ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan
ukuran Skala Mercalli.
Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan
menurut penyebab terjadinya, yaitu: Gempa Tektonik,
Gempa Vulkanik, Gempa Runtuhan, Gempa Jatuhan,
Gempa
Buatan.
yang akan dibahas pada makalah
ini adalah gempah vulkanik, dengan melihat bahwa Negara kita ini (Indonesia)
adalah Negara kepulauan yang hampir disetiap pulau terdapat gunung api, dan dari bencana yang terjadi di Negara ini
melatusnya gunung merapi adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi.
B. Rumusan masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa itu
gempa vulkanik ?
2.
Proses
terjadinya gempa vulkanik ?
3.
Dampak
yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik ?
C. Tujuan
Mengetahui apa itu gempa vulkanik,
proses terjadinya gempa vulkanik dan dampak yang ditimbulkan gempa vulkanik.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik
atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh
tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat
letusan gunung api. Gempa vulkanik adalah gempa Bumi
yang terjadi karena adanya aktivitas vulkanisme, baik sebelum, pada saat, atau
sesudah letusan. Magma yang keluar melalui gunung api bergerak bersama dengan
batuan penyusun tubuh gunung api. Getaran akibat pergerakan tersebut diteruskan
ke segala arah melalui materi penyusun kerak Bumi. Oleh karena itu, sebelum
terjadi letusan gunung api terasa adanya gempa bumi terlebih dahulu.
Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung
berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai
dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gambar
2.1. gempa vulkanik
Gempa
ini tergolong gempa yang cukup intensif terjadi di kepulauan Indonesia yang
memiliki banyak gunung berapi. Setiap adanya letusan gunung berapi pasti
sebelumnya terjadi getaran yang di rasakan oleh masyarakat sekitar gunung
tersebut. Gempa inilah yang dimaksud dengan gempa vulkanik. Contoh: Gempa yang
terjadi di daerah gunung Kelut sebelum meletus.
Gempa vulkanik adalah gempa yang
disebabkan karena terjadinya aktivitas magma yang menyebabkan erupsi gunung
berapi. Ini dapat diketahui karena banyak gunung berapi umumnya ditemukan di
mana lempeng tektonik yang divergen atau konvergen, terutama dalam kawasan Ring
of Fire. Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari
jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk
tersebut kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan.
Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan
Ada
dua katagori gempa yang terjadi pada gunung api :
1.
Gempa vulkano-tektonik terjadi akibat perubahan tekanan pada
batuan padat yang oleh injeksi atau tarikan magma (Chouet, 1993). Gempa jenis
ini dapat menimbulkan tanah longsor dan retakan tanah yang luas. Gempa ini
dapat terjadi karena batuan bergerak untuk mengisi ruang-ruang dimana magma
sudah kosong. Gempa vulkano-tektonik bukan merupakan gejala gunung api akan
meletus tapi dapat terjadi sewaktu-waktu.
2.
Gempa periode panjang ditimbulkan oleh injeksi magma ke
dalam batuan di sekitarnya, sehingga timbul tekanan terhadap batuan yang pada
akhirnya timbul gempa. Keaktifan gempa tipe ini menandakan bahwa gunung api
akan meletus. Para ahli menggunakan seismograf untuk mencatat signal dari
gempa-gempa yang disebut dengan tremor (getaran frekuensi tinggi.
B. Penyebab Terjadinya Gempa Vulkanik.
Gempa bumi
vulkanik terjadi karena adanya proses dinamik dari magma dan cairan yang
bersifat hidrotermal
(peka terhadap panas), sehingga dapatdipakai
sebagai tanda-tanda awal peningkatan keaktifan gunung api. Proses fluida (cairan) dinamis yang terjadi karena adanya
gradien suhu dan tekanan magma dapat menimbulkan gelombang gempa yang
berasal dari proses resonansi retakanyang
terisi cairan magma. Frekuensi gempa vulkanik yang dominan berkisarantara
1 sampai 5 Hz, selain frekuensi rendah lainnya.
Gempa ini dapat terjadi sebelum dan sesaat
adanya erupsi atau letusan gunung berapi dan getarannya sangat dirasakan oleh
manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Menurut penelitian, gempa
vulkanik terjadi hanya 7% dari seluruh gempa bumi yang pernah terjadi di muka
bumi.Contohnya antara lain adalah gempa Gunung Merapi di Jawa Tengah, gempa Gunung Una-Una di
Tomini Sulawesi Tengah dan gempa Gunung Pericutin.
Gempa
vulkanik biasanya terjadi di daerah sekitar gunung api dan magnitudenya pada
umumnya kecil, rata-rata kurang dari 5 skala richter. Gempa vulkanik dengan magnitude 5-6 sangat jarang terjadi.
Kedalaman gempa vulkanik berkisar antara 0-40 km.
C.
gempa dengan korban
terbanyak di Indonesia.
1.
Gempa Andaman (aka gempa
aceh) sumatera.
Gempa bumi Samudera Hindia (sebelah
barat dari propinsi Aceh) pada tahun 2004, pada awalnya dicatat sebagai 9,0
namun telah meningkat menjadi 9,1 dan 9,3. Gempa ini adalah gempa kedua
terbesar yang pernah tercatat pada seismograf.
Gempa bumi yang dikenal oleh masyarakat
ilmiah sebagai gempa bumi Sumatera-Andaman ini adalah gempa tektonik yang
terjadi pada pukul 00:58:53 UTC (07:58:53 waktu lokal) pada 26 Desember 2004,
dengan pusat gempa bumi di bagian pantai barat Sumatera, Indonesia.
Gempa memicu serangkaian tsunami di
sepanjang pantai minimal 13 negara-negara ditengah samudera maupun dilepas
pantai Samudera Hindia. Dari Asia Tenggara, Asia Selatan dan negara-negara
bagian pantai timur benua Afrika, bahkan hingga ke Afrika Selatan terkena imbas
tsunaminya. Selain
Indonesia, gelombang tsunami juga menerpa Malaysia, Thailand, Myanmar, Sri
Lanka, India, Maladewa, Seychelles, Somalia, Kenya, Tanzania, Madagaskar dan
Afrika Selatan.
2.
Gempa yogyakarta, selatan
jawa tengah.
Gempa
Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 (26 May
UTC) kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut
berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey
melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter.
3.
Gempa papua, pegunungan jaya wijaya.
Gempa
bumi Papua 1976 terjadi 25 Juni 1976 di Papua. Kekuatan gempa 7,1 skala richter
yang mengakibatkan lebih dari 500 orang tewas termasuk lebih dari 70 orang yang
disebabkan tanah longsor dan 5000-9000 orang dilaporkan hilang setelah tanah
longsor dan diperkirakan tewas. Total enam desa dilaporkan hancur di daerah
gempa. Wilayah barat Papua dan timur dari Papua Nugini dilaporkan juga merasakan terjadinya gempa.
4.
Gempa flores, Nusa
Tenggara.
Gempa
bumi Flores Desember 1992 ialah gempa bumi berkekuatan 7,8 pada skala Richter
di lepas pantai Flores, Indonesia. Terjadi pada 12 Desember 1992 pada pukul
13:29 WITA. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang
menghancurkan rumah di pesisir pantai Flores, membunuh setidaknya lebih dari
2.000 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang mengungsi.
Gempa ini sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah,
dan lebih dari 65 tempat lainnya. Kabupaten yang terkena gempa ini ialah
Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur.
Kota yang paling parah ialah Maumere. Lebih dari 1.000 bangunan hancur dan
rusak berat.
5.
Gempa (daratan) pulau bali.
Pada tanggal 21 Januari (23:11 pada 20
Januari UTC) Gempa di Bali terjadi pada pukul 06:50 waktu setempat. Magnitudo
diperkirakan 6,6 skala Richter pada gelombang permukaan dan memiliki intensitas
yang dirasakan maksimal level IX (kekerasan) skala intensitas Mercalli. Gempa
ini menyebabkan kerusakan luas di seluruh Bali, terutama di bagian selatan pulau.
Dan gempa ini memicu banyaknya tanah longsor, yang menyebabkan 80% dari 1.500
korban yang tewas.
6.
Gempa pulau nias.
Gempa
Bumi Sumatera 2005 terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005. Pusat
gempanya berada di 2° 04′ 35″ U 97° 00′ 58″ T, 30 km di bawah permukaan Samudra
Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga, Sumatera atau 1400 km barat laut Jakarta,
sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan Simeulue. Catatan seismik
memberikan angka 8,7 skala Richter (BMG di Indonesia mencatat 8,2) dan
getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya. Dengan
kekuatan sebesar 8,7 SR, gempa ini merupakan gempa Bumi terbesar kedua di dunia
sejak tahun 1964. Segera setelah terjadi, muncul peringatan akan kemungkinan
datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi. Gempa ini kemungkinan terpicu
oleh gempa sebelumnya pada bulan Desember 2004, gempa Bumi Samudra Hindia 2004.
7.
Gempa sumatera barat
(lepas pantai).
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 terjadi
dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul
17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai
Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan
parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman,
Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota
Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat.
Menurut data Satkorlak PB, sebanyak
1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di
Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688
orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah
rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
D. Mitigasi
Gempa Bumi
vulkanik
Mitigasi dapat dilakukan dengan mengikuti Kegiatan simulasi mitigasi bencana
gempa yang sudah mulai dilakukan oleh beberapa daerah seperti Kota Padang,
Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang. Sehingga
mereka tidak canggung lagi ketika terjadi bencana. Dengan mengikuti kegiatan
ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2 peringatan dini yang disediakan
pemerintah daerah, seperti sirine. BMKG akan memberikan
peringatan bila akan terjadi gempa,
biasanya untuk gunung merapi, ada kode tersendiri yang diberikan,
misalkan status siaga, status bahaya, status darurat, jadi untuk status siaga,
masyarakat yang berada pada sekitar gunung tersebut harus siap-siaga menanggapi
hal ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Gempa Vulkanik adalah Gempa bumi yang terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung
api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi
tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2.
Proses terjadinya gempa
vulkanik adalah adanya proses dinamik dari magma dan cairan yang
bersifat hidrotermal
(peka terhadap panas), sehingga dapatdipakai
sebagai tanda-tanda awal peningkatan keaktifan gunung api. Proses fluida (cairan) dinamis yang terjadi karena adanya
gradien suhu dan tekanan magma dapat menimbulkan gelombang gempa yang
berasal dari proses resonansi retakan yang
terisi cairan magma. Frekuensi gempa vulkanik yang dominan berkisar antara
1 sampai 5 Hz, selain frekuensi rendah lainnya.
3. Mitigasi
bencana gempa vulkanik dapat dilakukan dengan
mengikuti Kegiatan simulasi mitigasi bencana
gempa yang sudah mulai dilakukan di berbagai daerah.. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan
terbiasa dengan bentuk peringatan dini yang disediakan pemerintah daerah,
seperti sirine. BMKG akan memberikan peringatan
bila akan terjadi gempa, biasanya untuk
gunung merapi, ada kode tersendiri yang diberikan, misalkan status siaga,
status bahaya, status darurat, jadi untuk status siaga, masyarakat yang berada
pada sekitar gunung tersebut harus siap-siaga menanggapi hal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Edi Santosa, 2014. komposisi-dan-lapisan-bumi. jurnal Vol
4 No 2, ISSN: 2087-9946. 21 maret 2016.
file:///C:/Users/E5-421/Documents/Langkah Bumi.html. 21 maret 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar