Tugas 4
PENGANTAR GEOFISIKA
(Metode Magnetik)

DISUSUN OLEH
Nama : Nirmayanti
Nim : 60400113049
Kelas
: Fisika A
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2016
DAFTAR
ISI
HALAMA
SAMPUL.................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................. ii
A. Pengertian
Metode Magnetisme......................................................... 1
B. Terbentuknya
Gejala Magnetisme...................................................... 1
C. Bagian-Bagian
Medan Magnetik....................................................... 2
D. Alat-Alat
yang digunakan pada Metode Magnetik........................... 3
E. Metode
Geomagnet dalam Survey Geofisika.................................... 5
F. Akuisi
Data........................................................................................ 5
G. Ayat
Yang Berkaitan Dengan Metode Magnetik.............................. 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 7
A.
Pengertian Metode Magnetik
Metode Magnetik adalah salah satu
metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan
memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan
magnet batuan. Metode magnetik sering digunakan pada eksplorasi minyak bumi,
panas bumi, batuan mineral, maupun untuk keperluan pemantauan (monitoring)
gunung api.
Metode magnetik didasarkan pada
pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan
oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi (suseptibilitas).
Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan yang relatif
besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan
dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian
dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin.
Medan magnet bumi terkarakterisasi
oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi, yang dapat
diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis
tersebut meliputi
·
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik
dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur.
·
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik
total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju
bidang vertikal ke bawah.
·
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar
dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
·
Medan magnetik total (F), yaitu besar
dari vektor medan magnetik total.
B. Terbentuknya Gejala Magnetisme
Ada beberapa
sebab timbulnya gejala magnetisme. Pada tahun 1820, Orstead menemukan bahwa
arus di dalam sebuah kawat dapat menghasilkan efek-efek magnetik yaitu arus
tersebut dapat mengubah arah sebuah jarum kompas. Magnet permanen dan arus
listrik dalam elektromagnet keduanya menciptakan medan magnet. Momen magnet
elektron bebas bila diteliti lebih dalam maka gejala ini adalah akibat dari
putaran spin, putaran lintasan orbit, putaran inti atom, dan pengaruh medan
eksternal.
Suseptibilitas
Magnetik
Tingkat suatu benda magnetik untuk
mampu dimagnetisasi ditentukan oleh suseptibilitas kemagnetan (disimbolkan
dengan k) yang ditulis sebagai:
I = k H
Besaran ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik.
Harga k pada batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin
banyak dijumpai mineral-mineral yang bersifat magnetik. Suseptibilitas magnetik
batuan merupakan harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet yang erat
kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan
mineral magnetit di dalam batuan, semakin besar harga suseptibilitasnya.
C.
Bagian-Bagian Medan Magnetik
Medan geomagnetik (magnet
bumi) terdiri atas tiga bagian (Telford dkk, 1979), yaitu:
1.
Medan utama (main field),
yang secara relatif berubah-ubah dengan lambat dan merupakan medan internal.
Intensitas
medan magnetik bumi secara kasar memiliki nilai antara 25.000 – 65.000 nT.
Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator mempunyai intensitas
lebih kurang 40.000 nT, sedangkan di selatan ekuator lebih kurang 45.000 nT.
Medan Magmet Anomali. Berdasarkan sifat
medan magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan pemebentuk batuan, maka bentuk
medan magnetik anomali yang ditimbulkan oleh benda penyebabnya bergantung pada:
a.
inklinasi medan magnet bumi di sekitar benda penyebab
b.
geometri dari benda penyebab
c.
kecenderungan dari arah dipol-dipol magnet di dalam
benda pentebab
d.
orientasi arah dipol-dipol magnet benda penyebab
terhadap arah medan bumi
2.
Medan eksternal, yang berubah-ubah
agak cepat dan berasal dari luar bumi
Pengaruh
medan luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di
atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber
medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan
terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih
cepat.
Beberapa
sumber medan luar antara lain:
a.
perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer
dengan siklus 11 tahun.
b.
variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan
dengan pasang surut matahari dan mempunyai jangkauan 30 nT.
c.
variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan
dengan pasang surut bulan dan mempunyai jangkauan 2 nT.
d.
badai magnetik yang bersifat acak dan mempunyai jangkauan
sampai dengan 1000 nT.
3.
Anomali magnetik lokal
Medan magnet ini muncul dekat
permukaan kerak bumi, realatif konstan terhadap waktu dan tempat. Perubahan
medan ini dapat dihubungkan dengan perubahan kandungan mineral magnetik dalam
batu-batuan dekat permukaan, hingga anomali medan magnetik lokal ini merupakan sasaran dalam sksplorasi
geofisika dengan metode magnetik.
D.
Alat-alat yang digunakan pada metode
Magnetik
a.
Magnetometer

b.
Proton Magnetometer

c.
GPS

Adapun peralatan pendukung lainnya yaitu:
a.
Kompas geologi

b.
Peta geologi digunakan untuk menentukan
rute perjalanan dan lertak titik pengukuran dan saat survei magnetik di lokasi.
c.
Sarana transportasi
d.
Buku kerja utuk mencatat data-data
selama pengambilan data.
e.
Laptop dengan software surfer 10 (32
bit)
E.
Metode Geomagnet dalam
Survei Geofisika
Batuan di
dalam bumi mengandung mineral-mineral yang sebagian memiliki sifat kemagnetan.
Mineral tersebut terinduksi medan magnet bumi dan menimbulkan medan magnet sekunder. Hal inilah yang menjadi dasar
metode geomagnet. Metode geomagnet didasarkan pada pengukuran variasi
intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi
(anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Pola anomali ini
dicirikan oleh pergantian antara anomali positif-negatif dan sejajar dengan
sumbu pemekarannya. Pola ini dikenal dengan “Zone of stripped magnetic
anomalies”.
Intensitas medan magnet di
permukaan bumi diukur menggunakan magnetometer. Hasil pengukuran magnetometer
berupa penjumlahan dari medan magnet bumi utama, variasi medan magnet bumi yang
berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan, medan magnet remanen dan
variasi harian akibat aktivitas matahari.
Pengukuran medan magnet bumi untuk keperluan eksplorasi dapat
dilakukan di darat, laut, dan udara. Survei geomagnet dilakukan untuk
memperkirakan adanya cebakan mineral, intrusi magnetik di daerah vulkanik,
eksplorasi geotermal, dan konfigurasi cekungan sedimen pada eksplorasi
hidrokarbon. Metode ini juga dapat digunakan untuk prospeksi benda-benda
arkeologi. Akurasi pengukuran metode ini relatif tinggi dan pengoperasian alat
di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat.
F.
Akuisi Data
Sebelum akuisisi data di lapangan, dilakukan terlebih dahulu
langkah-langkah persiapan. Persiapan didahului oleh penentuan koordinat lokasi
penelitian menggunakan GPS (Global Positioning System). Langkah
selanjutnya adalah pembuatan lintasan geomagnet. Secara umum lintasan geomagnet
dibuat mengikuti garis lurus dengan arah barat – timur dan utara – selatan.
Akuisisi data dibagi
mejadi dua yaitu akuisisi data intensitas medan magnet bumi diurnal (harian)
dengan menggunakan stasiun base (stasiun A) dan akuisisi data anomali medan
magnet penyusun kerak bumi dengan stasiun mobile (stasiun B). Pencatat waktu
(time) kedua stasiun tersebut telah disamakan.
Pengambilan data magnetik
dilakukan dengan spasi yang serapat mungkin (1 - 5 meter) agar data yang
diperoleh banyak. Pengambilan data juga mesti disesuaikan dengan topografi dan
keadaan vegetasi lokasi survei. Untuk daerah yang sulit dijangkau, spasi
pengambilan data dapat divariasikan.
G.
Ayat yang berkaitan dengan Metode Magnetik
QS. Al Kahfi: 96

Artinya:
berilah aku potongan-potongan
besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak)
gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi
panas itu."
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2009. Cara
Pengukuran Metode Magnetik. http://geofisikamanado.blogspot.co.id/2009/05/cara-pengukuran-metode-magnetik.html (9 April 2016)
Wijaya,
Chandra. 2011. Metoda Geomagnet. http://bu-gis.blogspot.co.id/2010/12/metoda-geomagnet.html (11 April 2016)
Santoso, Djoko.2002. Pangantar Teknik Geofisika. Bandung: ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar