HOME
WORK IV
“METODE
MAGNETIK”

Disusun oleh :
Sabriani
60400113067
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2016
DAFTAR ISI
SAMPUL
DAFTAR ISI
BAB VI METODE
MAGNETIK
VI.1 Medan
Magnet Bumi
1
VI.2 Pengambilan
Data Magnetik
2
VI.3
Pengukuran Data Magnetik
2-3
VI.4
Pengolahan dan Analisi Data Geomgnet
3-5
VI.5
Kelebihan dan Kekurangan Metode Geomagnet
5-6
VI.6
Kegunaan Metode Geomagnet
7-8
DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN
A.
Metode Magnetik
Metode magnetik adalah salah satu metode geofisika yang mengukur
medan magnet total di suatu tempat, yang menggunakan suatu alat bernama
magnetometer. Metode ini merupakan salah satu metode geofisika yang sederhana
dalam pengambilan data. Metode ini umumnya digunakan dalam rangka pencarian
mineral logam. Metode ini dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet
yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas
magnetik tubuh cebakan dari daerah sekelilingnya. Perbedaan permiabilitas
relatif itu diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral ferromagnetic,
paramagnetic, dan diamagnetic. Metode ini sensitif terhadap perbahan vertikal,
umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat
hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetik, struktur geologi. Dan metode
ini juga sangat disukai pada study geothermal karena mineral-mineral
ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati
temperatur curie, oleh karena itu, digunakan untuk mempelajari daerah yang
dicurigai mempunyai potensi geothermal.
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan
magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda
termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada
dalam latar belakang medan relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik
yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di
bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi
yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan
metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial,
sehingga keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian,
ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduaya mempunyai perbedaan
yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar
vektor magnetisasi. Sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar
vektor percepatan gravitasi.
B.
Metode
Pengukuran Data Geomagnetik
Dalam melakukan
pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah
megnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di
lokasi survey. Salah satu jenisnya adalah Precission Magnetometer (PPM) yang
digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang
bersifat pendukung di dalam survey magnetik adalah Global Positioning System
(GPS). Alat ini digunakan untuk mengukur posisi titik pengukuran yang
meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. Beberapa peralatan penunjang
lain yang sering digunakan di dalam survey magnetik, antara lain :
1.
Kompas geologi,
untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.
2.
Peta topografi,
untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survey
magnetik di lokasi
3.
Sarana
transportasi
4.
Buku kerja,
untuk mencatat data-data selama pengambilan data.
5.
PC atau laptop
dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2D, dan lain-lain.
C.
Pengolahan Data
Geomagnetik
Untuk
memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka dilakukan koreksi
terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik lokasi
atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF, dan topografi
1.
Koreksi Harian
Koreksi harian merupakan penyimpangan nilai medan magnetik bumi
akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari. Waktu
yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran data medan magnetik
di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi. Maka dpat
dituliskan dalam persamaan
∆H = Htotal ±
∆Hharian (1)
2.
Koreksi IGRF
Intensitas medan utama magnet bumi mempunyai orientas tertentu pada
setiap tiik di bumi. Hal ini karena medan utama magnet bumi bervariasi terhadap
waktu dan tempat (±1 s/d 5 tahun). Oleh
sebab itu harga medan magnet tersebut telah ditetapkan dengan International
Geomagnetic Reference Field (IGRF). Koreksi data magnet bumi dilakukan
dengan cara mengurangkan data magnet yang terekam pada alat medan magnet bumi
tersebut, maka besarnya anomali magnet total untuk setiap titik amat pengukuran
adalah :
T-Tobs+Tvh-TIGRF
(2)
Dimana :
Tobs : Harga medan magnet terukur
Tvh : Variasi harian medan magnet terukur
TIGRF : Medan magnet utama bumi yang telah dilakukan
3.
Koreksi
Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survey
magnetik sangat kuat. Koreksi topografi dalam survey magnetik sangat kuat.
Koreksi topografi dalam survey geomagnetik tidak mempunyai aturan yang jelas.
Salah satu metode untuk menentukan nilai koreksinya adalah dengan membangun
suatu model topografi menggunakan pemodelan beberapa prisma segiempat.
Selanjutnya persamaan koreksinya (setelah dilakukan koreksi harian dan IGRF)
maka dapat dituliskan sebagai
∆H = Htotal ± ∆Hharian-Ho-∆Htop (3)
D.
Interpretasi
Data Geomagnetik
Secara umum
interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi
kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitati didasarkan pada pola kontur
anomali medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi
atau struktur geologi bawah permukaan bumi. Interpretasi kuantitaif bertujuan
untuk menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda anomali atau struktur
geologi melalui pemodelan metematis.
E.
Sifat-Sifat
Kemagnetan Batuan
Batuan dan
mineral dapat dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan perilaku atom-atom
penyusunnya jika mendapat medan magnet luar., yaitu : diamagnetik,
paramagnetik, ferromagnetik, ferrimagnetik dan antiferromegnetik.
1.
Diamagnetik, batuan diamagnetik mempunai harga suseptibilitas
negatif, sehingga intensitas dalam batuan atau mineral tersebut mengarah
berlawanan dengan gaya medan magnet. Contoh batuan diamagnetik antara lain :
marmer, bismuth, dan kuarsa.
Gambar 1. Spin elektron bahan diamagnetik
2.
Paramegnetik
Batuan
atau mineral paramagnetik mempunyai kerentanan magnet positif dan akan mengecil
sesuai dengan menurunnya suhu. Sifat-sifat paramagnetik akan timbul bila atom
atau molekul suatu batuan atau mineral memiliki momen magnet pada waktu tidak terdapat
medan luar dan interaksi antara atom lemah. Contoh batuan paramagnetik antara
lain : piroksen, olivin, garnet, dan biotit.
Gambar 2. Spin
elektromagnetik bahan paramagnetik
3.
Ferromagnetik
Atom-atom dalam bahan ferromagnetik memiliki momen magnet dan
interaksi antara atom-atom tetangganya begitu kuat sehingga momen semua atom
dalam suatu daerah mengarah sesuai dengan medan megnet luar yang diimbaskan.
Contohnya : besi, cobalt, dan nikel.
Gambar 3. Spin elektron bahan
ferroagnetik
4.
Antiferromagnetik
Suatu bahan atau material akan bersifat antiferromagnetik pada saat
kemagnetan ferromagnetik naik sesuai dengan kenaikan temperatur yang kemudian
hilang setelah temperatur mencapai titik Curie. Contohnya hematite.
Gambar 4. Spin elektron bahan
antoferromagnetik
5.
Ferrimagnetik
Bahan-bahan
dikatakan ferrimagnetik bila momen magnet pada dua daerah magnet saling
berlawanan arah satu terhadap lainnya. Contohnya adalah titanium.
Gambar 5. Spin elekton bahan
ferrimagnetik
F.
Ayat Tentang
Magnet
Ayat yang berkaitan dengan kemagnetan yaitu surah Yasin ayat 36 :
Terjemahnya :
“Maha suci
Tuhan uang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui”. (Qs. Yasin:36).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar